Site icon

Surabaya Gelar Festival Seni Arek Surabaya: Merayakan Kreativitas Budaya Kota Pahlawan

Surabaya, kota yang dikenal dengan julukan Kota Pahlawan, terus menonjolkan kekayaan budaya dan seni yang dimilikinya. Festival seni seperti Festival Seni Arek Surabaya menjadi salah satu cara untuk merayakan dan melestarikan tradisi serta kreativitas masyarakatnya. Pada tahun ini, festival seni ini dihadirkan dengan berbagai acara yang melibatkan generasi muda serta mengangkat isu sosial dan budaya yang relevan. Festival ini diharapkan dapat mendorong pengembangan seni di Surabaya sekaligus memperkuat identitas budaya kota ini.


Suara Arek Suroboyo Vol 1: Platform Kreativitas Muda

Festival seni yang paling mencolok di Surabaya tahun ini adalah Suara Arek Suroboyo Vol 1, yang diadakan pada 13 Mei 2025 di Atrium Grand City. Acara ini diselenggarakan oleh Komunitas Muda Surabaya, Asuro, yang bertujuan untuk membuka platform bagi generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam berbagai bentuk seni. Dengan tema “Suara Arek Suroboyo”, acara ini mengundang berbagai komunitas seni untuk tampil dan menunjukkan potensi budaya Surabaya yang kaya.

Selain menjadi tempat berkumpulnya berbagai bentuk seni, festival ini juga menghadirkan diskusi antara pelaku seni dan para pengusaha. Salah satunya adalah Ketua Kadin Kota Surabaya, Ali Affandi, yang turut berbicara tentang peluang bagi sektor seni dan UMKM. Festival ini menjadi wadah penting untuk mengembangkan sektor seni lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis budaya. Komunitas Asuro berharap acara ini dapat menjadi awal dari berbagai festival seni lainnya di masa depan.


Mbangunredjo Art Fest: Merestorasi Citra Kawasan

Selain Suara Arek Suroboyo, ada juga acara besar lainnya di Surabaya, yaitu Mbangunredjo Art Fest, yang mengusung tema “Gelar Seni Budaya Kampung Arek Suroboyo”. Festival ini bertujuan untuk memperbaiki citra kawasan yang sebelumnya dikenal sebagai lokalisasi besar di Indonesia. Sejak diadakan pada 2016, acara ini telah berhasil menunjukkan bahwa seni dapat menjadi alat untuk perubahan sosial.

Festival ini melibatkan berbagai pertunjukan seni tradisional, modern, serta seni pertunjukan yang melibatkan masyarakat setempat. Anak-anak dari Sanggar Seni Omah Nduwur turut menampilkan seni tari Remo yang menjadi simbol kekuatan budaya lokal Surabaya. Dalam acara ini, seni tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga medium untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya perubahan positif dan pelestarian budaya.


Teater Arek Surabaya: Menyuarakan Isu Sosial

Festival seni di Surabaya tidak hanya berfokus pada seni visual atau musik, tetapi juga seni pertunjukan, salah satunya adalah Teater Arek Surabaya. Pada tahun 2024, Teater Arek Surabaya tampil dengan pertunjukan berjudul “Grafito” dalam acara Parade Teater Jawa Timur. Pertunjukan ini mengangkat isu sosial yang sangat relevan, yaitu tentang hubungan cinta beda agama dan kelas sosial.

Dengan naskah yang ditulis oleh Akhudiat dan disutradarai oleh Nofi Arianto, “Grafito” menggambarkan pertemuan dua individu yang berasal dari latar belakang yang berbeda dan menghadapi tantangan dalam mempertahankan hubungan mereka. Melalui teater, festival ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk merenungkan isu-isu sosial yang ada di sekitar mereka. Ini adalah contoh bagaimana seni dapat menjadi alat refleksi dan perubahan sosial.


Festival Bakat Arek Surabaya: Menumbuhkan Kreativitas Sejak Dini

Salah satu tujuan penting dari festival seni di Surabaya adalah menumbuhkan kreativitas sejak usia dini. Festival Bakat Arek Surabaya 2024 yang diadakan oleh House of Golden Kids (HOGIS) merupakan salah satu acara yang memperlihatkan semangat ini. Festival ini mengadakan lomba mewarnai, menyanyi, dan talent show yang terbuka untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun.

Dengan mengangkat tema HUT Surabaya ke-731, festival ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Lomba-lomba ini menjadi cara yang menyenangkan bagi anak-anak untuk memperkenalkan bakat mereka, baik dalam seni rupa, musik, atau talenta lainnya. Festival ini tidak hanya bertujuan untuk menggali bakat, tetapi juga mengajarkan pentingnya kolaborasi dan apresiasi terhadap seni sejak dini.


Festival Peranakan: Merayakan Keberagaman Budaya

Surabaya juga dikenal dengan keragaman budayanya yang kaya, salah satunya adalah budaya Peranakan. Festival Peranakan 2025 diadakan oleh Universitas Ciputra Surabaya untuk merayakan 1 abad Batik Peranakan Oey Soe Tjoen. Festival ini menampilkan pameran batik dengan motif khas bunga dan kupu-kupu yang sangat detail dan dikerjakan dengan teknik pencelupan bolak-balik.

ini diharapkan dapat mempopulerkan batik Peranakan dan menarik minat generasi muda untuk melestarikan tradisi batik. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana untuk mengenalkan budaya Peranakan yang merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Dengan mengangkat tema keberagaman, festival ini juga mengajarkan pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap berbagai budaya yang ada di Indonesia.


Kesimpulan: Surabaya sebagai Pusat Kreativitas dan Budaya

Festival seni yang digelar di Surabaya tahun ini menggambarkan semangat kota ini dalam melestarikan budaya sekaligus mendorong kreativitas. Dari acara yang melibatkan generasi muda hingga festival yang mengangkat isu sosial, Surabaya berhasil menunjukkan bahwa seni adalah kekuatan penting dalam memajukan masyarakat. Dengan berbagai kegiatan seni yang melibatkan banyak pihak, Surabaya dapat terus mengukuhkan posisinya sebagai kota dengan identitas budaya yang kuat.

Surabaya tidak hanya berfokus pada seni sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai medium refleksi sosial dan pembangunan kota yang lebih baik. Melalui festival seni ini, Surabaya semakin menunjukkan bahwa seni adalah salah satu pilar penting dalam menciptakan kota yang berbudaya dan berkemajuan.

Exit mobile version